Dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun, aku mengganti mouse hingga 4 kali untuk mempermudah kegiatan aku dalam ber-laptop ria. Semua mouse yang kubeli tersebut merupakan mouse wireless alias tanpa kabel. Tiga tahun bukanlah waktu yang lama untuk bergonta-ganti mouse selama 4 kali.

Pada awalnya, aku membeli mouse yang pertama karena terpikat dengan wireless. Aku pikir itu sangat simpel, tidak ada kabel yang terkadang mengganggu atau mungkin terkendala kabel putus karena terlipat. Mouse merk cina tersebut kudapatkan dengan harga 65-ribuan rupiah dilengkapi 2 tombol di sebelah kiri yang aku sendiri kurang paham fungsinya (next-prev pada browser yang baru kutahu) dan tombol DPI. Cukup murah menjadi alasanku untuk tetap meminang mouse wireless. Pemakaiannya, aku cukup menikmati diawal-awal. Namun baru beberapa bulan, chip bluetooth mouse tersebut hilang. Sangat menyebalkan..

Aku putuskan untuk membeli mouse baru. Bertemu mouse wireless dengan tampilan ala mouse gaming dengan bungkus selembar karton beserta mika. Fitur sama dengan mouse pertama, sepertinya beda tampilan saja. Dibanderol dengan harga 75-ribuan rupiah. Kupinanglah mouse ke-2 ini. Masih dengan merk cina. Awal-awal penggunaan masih menikmati juga, cukup elegan dilihat. Beberapa minggu kemudian masalah kembali terjadi pada chip bluetooth. PECAH!!!.. walaupun sempat bertahan beberapa waktu dengan chip pecah itu, akhirnya scroll mousenya jebol tak bisa menggulung layar laptop.

Untuk ke-2 kalinya aku kembali membeli mouse masih dengan merk cina dengan harga sedikit lebih tinggi yaitu sekitar 80-ribuan rupiah. REXUS! Dengan tampilan hampir sama dengan mouse ke-2, namun berbeda pada packaging yang lebih rapi dan elegan dengan kardus berwarna biru ala peralatan gaming. Oke lah saya pinang. Hanya terdapat beberapa perbedaan dari segi bentuk, overall masih mirip dan bentuk chipnya sama. Masalah chip? alhamdulillah bisa bertahan, namun masalah muncul kembali pada scroll.. Scrollnya berubah menjadi liar! scroll kebawah tapi menggulung ke bawah trus tiba-tiba balik lagi ke atas dan sangat susah dikendalikan.

Ganti lagi.. Kapok dengan merk abal-abal dengan harga murah, akhirnya terpikir "ah beli yang pasti-pasti aja"...

Aku sama sekali tidak tahu mau beli mouse logitech yang seperti apa. Awalnya hendak pasrah dengan mouse logitech yang murah dan berkabel seperti di warnet dan laboratorium komputer di sekolah-sekolah. M100.

Pada akhirnya bertemu mouse wireless lagi, Logitech M185. Fiturnya sederhana seperti mouse biasa tanpa tombol di samping kiri dan tombol DPI. Bobotnya lebih berat dan sangat enak dipegang. Aku dapatkan dengan harga kurang lebih 125-ribuan. Pikir-pikir "mahal dikit gapapa lah".

Sekitar lebih dari 1 tahun aku memakainya. Chip? masih aman terkendali. Baterai? cukup irit, akupun terkejut! Karena pemakaian mouse-ku hampir Always On. Mati kala kubawa pergi saja. Bermodalkan baterai alkaline 15ribu dapet 2, bisa bertahan 3-4 bulan/baterai. Lebih irit.

Grafis pudar dan menghilang menurutku wajar saja, dengan harga murah dan sangat sering digenggam.

Tahan banting! sering banget tanpa sengaja jatuh dari ketinggian hingga 1 meter dan mouse tidak pecah/cacat, serta berfungsi normal.

Berisik? Lumayan, namun lebih redup dari bisingnya logitech kabel yang biasa mejeng di warnet dan lab. sekolah.

Aku pikir sangat cocok untuk kegiatan perkantoran dan sehari-hari. Untuk desain juga aku masih cukup nyaman karena pas digenggamanku.

Sayangnya tidak ada fitur lampu indikator dan idling-stop (haha) alias otomatis mati ketika ga dipake jadi agak boros efeknya. Lampu indikator setidaknya bisa memberitahu kita kala baterai lemah. Tapi bukan masalah besar menurutku. Ketika mouse terkadang mati, kita coba lepas dan pasang kembali baterainya, kemudian jalan lagi. Sebenarnya itu pertanda baterai sudah lemah. Keadaan itu bisa bertahan sampai 2 minggu kok. Tapi ya kadang terganggu juga, lagi ngerjain sesuatu tiba-tiba mouse mati harus lepas pasang baterai.

Ya kesimpulannya Logitech M185 ini sangat parah! Ketahanan dan kualitas oke, cocok untuk kegiatan kantor dan sehari-hari..